Indonesia Travelers

Wellcome to Indonesia Travelers Blog yang akan banyak menceritakan banyak tempat di Nusantara yang menjadi tourism destination favorite bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Happy surfing...

Indonesia Travelers

Wellcome to Indonesia Travelers Blog yang akan banyak menceritakan banyak tempat di Nusantara yang menjadi tourism destination favorite bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Happy surfing...

Indonesia Travelers

Wellcome to Indonesia Travelers Blog yang akan banyak menceritakan banyak tempat di Nusantara yang menjadi tourism destination favorite bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Happy surfing...

Indonesia Travelers

Wellcome to Indonesia Travelers Blog yang akan banyak menceritakan banyak tempat di Nusantara yang menjadi tourism destination favorite bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Happy surfing...

Indonesia Travelers

Wellcome to Indonesia Travelers Blog yang akan banyak menceritakan banyak tempat di Nusantara yang menjadi tourism destination favorite bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Happy surfing...

Thursday 16 April 2015

Pulau Lombok – Kesempurnaan Penciptaan Alam


Sobat Indonesia Travelers,
Pulau Lombok yang berada di dalam wilayah administratif Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan pulau dengan ragam flora dan fauna yang unik dan berada transisi garis imajiner Wallace yang membedakan kawasan Indonesia Barat dan Timur. Keindahan alamnya pun tak perlu dipertanyakan lagi meliputi pantai, gunung, kepulauan dan bawah lautnya.


Pantai-pantai di Lombok dengan garis pantai yang rata-rata panjang Merupakan pantai
yang mengahadap samudera Hindia dengan deburan ombak dan jajaran bebatuan karangnya, beberapa pantai di wilayah ini merupakan spot surfing bagi wisatawan yang umumnya dari manca.  Sedangkan pantai-pantai di wilayah Barat yang berada di kawasan Senggigi ke utara merupakan jajaran pantai-pantai indah berpasir putih dengan garis pantai nan panjang, hutan kelapa tepi pantai merupakan kekhasan beberapa pantai diwilayah ini seperti di area Coco Beach yang bias di saksikan dari Puncak Malimbu. Wisata laut dapat dilakukan di tiga Gili yang berada di sisi Barat Pulau Lombok dengan menyeberang dari pelabuhan Bangsal. Aktivitas menikmati kehidupan bawah laut (snorkeling dan diving) dan eksplorasi pulau-pulau di tiga gili yang masih alami merupakan pengalaman yang tentunya tak kan terlupakan.

Sobat Indonesia Travelers, Landskap Lombok yang bergunung-gunung merupakan eksotisme tersendiri, misalnya dari Puncak Malimbu wisatawan dapat menyaksikan keindahan garis pantai Lombok di bagian Barat, Gunung Rinjani dan sekaligus kepulauan tiga Gili: Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Keindahan kaki Rinjani yang menawan dapat dieksplorasi dengan mengunjungi air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep di Desa Senaru yang juga merupakan pintu masuk menuju kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Pun keindahan dan keasrian hutannya seperti hutan wisata Baun Pusuk yang dihuni banyak kera layak dieksplorasi.

Pulau-pulau Gili disebut sebagai Mutiara-mutiara di tengah samudra yang terdiri dari Gili Trawangan, Gili Mno, dan Gili Air dan kini disingkat dengan sebutan Gili TraMenA, tiga pulau karang yang sangat indah dikelilingi oleh pasir putih dan lambaian pohon-pohon lontar, bertengger di atas kilauan samudra diwilayah barat daya Lombok. Selama bertahun-tahun pulau-pulau Gili menarik perhatian pengunjung dari berbagai belahan dunia karena kemurnian airnya, tempat penyelaman dan snorkeling yang menakjubkan dan berbaring di pantai. Bahkan, Lonely Planet Travel Guide yang sangat populer telah menempatkan pulau-pulau Gili pada urutan ke dua sebagai lokasi kunjungan wisata terbesar di dunia pada 2011. Kata “Gili” berarti “Pulau Kecil” dan para wisatawan menyebutnya sebagai Gilis” sudah dianggap menyamakan ketenaran pantai-pantai selatan di Thailand dan India.


Sobat Indonesia Travelers, Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dan terjauh dari Pulau Lombok, tapi mudah dicapai dalam waktu kurang dari 1 jam dengan menggunakan kapal-kapal kecil setempat dan hanya 10 menit menggunakan speedboat. Trawangan merupakan pulau yang tersohor diantara 3 Gili, dengan reputasinya sebagai “pulau hura-hura”, yang menggambarkan bahwa sebagian besar bar dan restoran menawarkan berbagai macam hiburan, hal ini dianggap sebagai kesalahpahaman terhadap situasi dan kondisi Trawangan yang indah.


Gili Air adalah pulau terdekat dari Pulau Lombok dan termudah untuk sampai disana. Pulau ini terpadat penduduknya  mengkombinasi keindahan pulau tropis mudahnya berinteraksi dengan penduduk dan budaya setempat menjadikan Lombok terkesan spesial. Pulau-pulau Gili mudah dicapai dari Pulau Lombok, baik dengan menggunakan kapal angkutan umum maupun angkutan khusus sewa. Hotel-hotel besar memberikan pelayanan berupa kapal cepat untuk angkutan tamu.
 
Sobat Indonesia Travelers, Akses menuju Lombok dapat ditempuh dengan dua moda transportasi yaitu udara melalui Bandar udara Ampenan, Mataram dan Bandara Internasional Lombok Praya dan melalui laut dengan menyeberang ke Pelabuhan Lembar yang bisa di tempuh dari Pelabuhan Padang Bai di Bali.

Berikut adalah beberapa rute untuk mencapai Wisata Gili buat Sobat Indonesia Travelers,

Dari Bali: Dengan menggunakan pelayanan kapal cepat merupakan pilihan yang tepat, melayani angkutan langsung dari Bali ke Gili Trawangan.

Dari Pelabuhan Bangsal: Pelabuhan Bangsal adalah sebuah pelabuhan kecil di wilayah pantai barat daya 40 menit dari Senggigi. Angkutan umum berangkat secara reguler ke 3 Gili¸ dan angkutan khusus sewa  juga ada dengan tarip lebih mahal melalui tawar menawar dengan pemilik kapal.

Dari Senggigi: Ada banyak pusat informasi pariwisata di Senggigi yang menawarkan jasa angkutan ke Gili, langsung dijemput di hotel.
Ada hotel-hotel kecil dan rumah-rumah sederhana di pinggir pantai menawarkan penginapan bagi mereka yang mencari kedamaian di tengah pancaran hangatnya sinar matahari.

TIPS WISATA EXPLORE LOMBOK–GILI

  1. Waktu terbaik Explore Lombok - Gili adalah bulan Maret - November pada setiap tahunnya.ak ingin mengunakan paket wisata, dianjurkan untuk menyewa motor atau mobil karena transportasi umum menuju tempat–tempat wisata di Lombok masih jarang.
  2. Jika tidak mengambil paket wisata, maka tentukan dahulu tempat–tempat wisata yang akan dikunjungi di pulau Lombok.
  3. Disarankan untuk cek jadwal penyebrangan kapal ke Gili terlebih dahulu sebelum menyebrang ke Pulau Gili Trawangan / Gili Meno atau Gili Air.
  4. Bawalah obat-obatan pribadi untuk berjaga-jaga jika merasa kurang sehat pada saat perjalanan ataupun tour.
  5. Bawalah sunblock / lotion anti uv untuk mencegah kulit kering atau pecah–pecah karena sinar matahari pada saat snorkeling di Pulau Gili Trawangan / Gili Meno atau Gili Air
  6. Bawalah kamera underwater untuk mengabadikan foto–foto bawah air pada saat snorkeling atau pun diving.
  7. Disarankan untuk membawa tas ransel atau travel bag untuk memudahkan perjalanan
  8. Disarankan untuk memakai sandal gunung atau pun sepatu trekking untuk memudahkan perjalanan jika anda berkunjung di lereng Gunung Rinjani.


Potensi Wisata Lombok Lainnya:

Kecamatan Pemenang

  • Gili Tramena (Trawangan, Meno, Air): Alam/Pantai
  • Goa Jepang Gili Trawangan
  • Hutan Wisata Pusuk
  • Pantai Malimbu
  • Teluk Nara
Kecamatan Tanjung
  • Pantai Sire
  • Alam/Pantai
  • Arung Jeram Tengak Pekatan

 Kecamatan Gangga

  • Pantai Kerakas
  • Dusun Selelos
  • Air Terjun Kerta Raharja
  • Air Terjun Tiu Pupus
  • Pantai Lempenge
  • Pantai Montong  Pal

 Kecamatan  Kayangan

  • Air Terjun Tiu Teja
  • Air Terjun Sesait
  • Masjid Kuno Sesait

 Kecamatan Bayan

  • Air Terjun Sindang Gila
  • Air Terjun Tiu Kelep
  • Air Terjun Torean
  • Masjid Kuno Bayan Beleq
  • Desa Tradisional Senaru
  • Desa Tradisional Segenter
  • Taman Nasional Gunung Rinjani
  • Pantai Tanjung Menangis
  • Padang Golf
  • Dam Keru
Selamat Menikmati,
Salam Sobat Indonesia Travelers,
Irwan Hermantria

Cerita Rakyat - Danau Singkarak



Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.

Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas ke-2 di pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.

Dalam versi cerita rakyat, Danau Singkarak dengan luas 107,8 m sq merupakan danau terluas kedua setelah Danau Toba di Pulau Sumatra, Indonesia. Danau yang berada di ketinggian 36,5 meter dari permukaan laut ini terletak di dua kabupaten di Provinsi Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Menurut cerita, danau yang juga merupakan hulu Sungai Batang Ombilin ini dahulu memang merupakan lautan luas. Namun karena terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa, air laut tersebut menyusut. Peristiwa Apakah yang menyebabkan air laut tersebut menyusut, sehingga lautan itu berubah menjadi danau? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita /Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak.

Sobat Indonesia Travelers, Alkisah,di sebuah kampung di daerah Sumatra Barat, hiduplah keluarga Pak Buyung. Ia  tinggal di sebuah gubuk di pinggir laut bersama istri dan seorang anaknya yang masih kecil bernama Indra. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Pak Buyung bersama istrinya mengumpulkan hasil-hasil hutan dan menangkap ikan di laut. Setiap pagi mereka pergi ke hutan di Bukit Junjung Sirih untuk mencari manau, rotan, dan damar untuk dijual ke pasar. Jika musim ikan tiba, mereka pergi ke laut
menangkap ikan dengan menggunakan pancing, bubu ataupun jala.

Ketika sudah berumur sepuluh tahun, Indra sering membantu kedua orangtuanya ke hutan maupun ke laut. Betapa senang hati Pak Buyung dan istrinya mempunyai anak yang rajin seperti Indra. Namun, ada satu hal yang membuat mereka risau, karena si Indra memiliki suatu keanehan, yaitu selera makannya amatlah berlebihan. Dalam sekali makan, ia dapat menghabiskan nasi setengah bakul dengan lauk beberapa piring.

Pada suatu ketika, musim paceklik tiba. Baik hasil hutan maupun hasil laut sangat sulit diperoleh. Untuk itu, keluarga Pak Buyung harus berhemat terutama menahan selera makan. Mereka harus makan apa adanya. Jika tidak ada nasi, mereka makan ubi atau pun keladi (talas). Cukup lama musim paceklik berlangsung, sehingga mereka semakin kesulitan mendapatkan makanan. Hal itu rupanya membuat mereka lebih peduli pada diri sendiri daripada terhadap anaknya. Kesulitan mendapatkan makanan itu juga membuat mereka hampir berputus asa. Mereka sering bermalas-malasan pergi mencari rotan ke hutan dan mencari ikan ke laut.

Sudah beberapa hari keluarga Pak Buyung hanya makan ubi bakar. Tentu hal itu tidak mengenyangkan perut si Indra. Suatu hari, Indra menangis minta makanan kepada kedua orangtuanya.
“Ayah, carikan saya makanan! Saya sangat lapar,” keluh Indra.
“Hei, anak malas! Kalau kamu lapar carilah sendiri makanan ke hutan atau ke laut sana!” seru ayahnya dengan nada kesal.
“Pak! Bukankah anak kita masih kecil? Tentu dia belum bisa mencari makanan sendiri,’ sahut sang Ibu.
“Iya, dia memang masih anak-anak. Tapi, dia yang paling banyak makannya,” bantah sang suami.
Mendengar bantahan suaminya itu, sang Istri pun diam. Ia kemudian membujuk Indra agar berangkat sendiri ke Bukit Junjung Sirih untuk mencari hasil-hasil hutan di Bukit. Indra pun menuruti nasehat ibunya. Sebelum berangkat ke hutan, Indra terlebih dahulu memberi makan seekor ayam piaraannya yang bernama Taduang. Si Taduang adalah seekor ayam yang pandai. Setiap kali tuannya (si Indra) pulang dari hutan, ia selalu berkokok menyambut kedatangan tuannya.

Menjelang siang, Indra pulang dari hutan tanpa membawa hasil. Keesokan harinya, ayahnya memerintahkannya pergi ke laut untuk memancing ikan. Saat Indra pergi ke laut, ayah dan ibunya hanya tidur-tiduran di gubuk. Tampaknya, mereka benar-benar sudah putus asa menghadapi kesulitan
hidup. Keadaan demikian berlangsung selama sebulan, sehingga Indra merasa tubuhnya sangat lelah dan berniat untuk beristirahat beberapa hari.

Pada suatu hari, sepulang dari laut mencari ikan, Indra berkata kepada ayahnya:

“Ayah! Badanku terasa sangat letih. Bolehkah saya beristirahat untuk beberapa hari?” pinta Indra.
“Apa katamu? Dasar anak malas! Kamu tidak boleh beristirahat. Besok kamu harus tetap kembali ke laut mencari ikan,” ujar sang Ayah.

Oleh karena tidak ingin membatah perintah ayahnya, keesokan harinya Indra pergi ke laut mencari ikan. Ketika Indra berangkat ke laut, secara diam-diam ibunya juga berangkat ke laut. Tapi, ia menuju ke sebuah tanjung, agak jauh dari tempat Indra mencari ikan. Sementara ayahnya pergi ke hutan.

Menjelang siang, Pak Buyung kembali dari hutan dengan membawa seikat ijuk. Sesampainya di rumah, ia melihat istrinya sedang membersihkan pensi (sejenis kerang berukuran kecil).

“Sedang apa, Bu?” tanya  Pak Buyung kepada istrinya.
“Sedang membersihkan pensi, Pak! Tadi ketika hendak mencari ikan di laut, aku melihat banyak warga dari kampung tetangga sedang mencari pensi. Akhirnya aku pun ikut mencari pensi bersama mereka,” jawab istrinya.

“Bagaimana cara memasaknya? Bukankah Ibu belum pernah memasak pensi sebelumnya? ” tanya Pak Buyung.

“Tenang, Pak! Kata seorang warga dari kampung tetangga, daging pensi enak jika dimasak /pangek jelas istrinya. 

“Wah, kalau begitu, kita makan enak siang ini,” ucap Pak Buyung sambil mengusap-usap perutnya yang sudah keroncongan.

Setelah membersihkan pensi itu, sang Istri pun segera membuatkan bumbu dan memasaknya. Tak lama kemudian, aroma masakan pangek pun tercium oleh Pak Buyung.

“Wah, harum sekali aromanya. Istriku memang pintar memasak,” puji Pak Buyung seraya mendekati istrinya yang sedang masak di dapur.

“Bu, apakah /pangek/ ini cukup kita makan bertiga?” tanya Pak Buyung.

“Tentu saja cukup,” jawab istrinya.

“Apakah Ibu sudah lupa kalau si Indra makannya banyak? Pangek ini pasti tidak cukup dia makan sendiri,” kata Pak Buyung.

‘Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan, Pak?” tanya istrinya.

“Bagaimana kalau kita makan diam-diam, selagi si Indra masih berada di laut,” saran Pak Buyung.

“Tapi, sebentar lagi dia pulang,” kata istrinya.

“Kalau dia pulang, pasti akan ketahuan.,” ucap Pak Buyung.

“Bagaimana Bapak bisa mengetahuinya!” tanya istrinya.

“Jika si Taduang berkokok, berarti si Indra telah pulang,” jawab Pak Buyung.

Sang Istri pun mengangguk-angguk mendengar jawaban suaminya. Keduanya pun menyantap pangek itu dengan lahapnya. Namun, baru makan beberapa suap, tiba-tiba ayam peliharaan Indra berkokok. Mendengar kokok ayam itu, kedua suami-istri itu segera mencuci tangan, lalu membereskan makanan dan menyembunyikannya di bawah tempat tidur. Ketika Indra masuk ke gubuk, ia melihat kedua orangtuanya sedang duduk-duduk bersantai.Kedua orangtuanya terlihat tenang, seakan-akan tidak ada sesuatu yang terjadi.

“Hei, Indra! Mana ikan yang kamu peroleh?” tanya ayahnya.

“Maaf, Ayah! Hari ini aku tidak memperoleh ikan?” jawab Indra dengan
wajah kusut.

“Kenapa kamu pulang kalau belum memperoleh ikan?” tanya ayahnya.

“Maaf, Ayah! Saya sangat letih dan lapar,” jawab Indra.

“Hei, apa yang bisa kamu makan kalau tidak memperoleh ikan?” sang Ayah kembali bertanya.

“Saya sudah berusaha, Ayah. Tapi belum berhasil,” jawab Indra.

“Ayah, Ibu! Adakah sesuatu yang bisa saya makan. Sekedar pengganjal perut,” pinta Indra kepada kedua orangtuanya.

“Tidak! Hari ini tidak ada makanan untuk anak pemalas,” kata ayahnya.

“Tapi, Ayah! Saya lapar sekali,” keluh Indra sambil memegang perutnya.

“Baiklah! Kamu boleh makan, tapi kamu harus mencuci ijuk ini sampai bersih,” sahut ibunya sambil menyerahkan ijuk yang tadi dibawa suaminya dari hutan.

Indra pun segera pergi ke laut mencuci ijuk itu karena ingin mendapatkan makanan dari kedua orangtuanya. Ketika Indra berangkat ke laut, kedua orangtuanya kembali melanjutkan acara makan mereka.

“Wah, meskipun baru kali ini Ibu memasak pangek pensi, tapi rasanya lezat sekali,” sanjung Pak Buyung kepada istrinya.

Sang Istri tersenyum mendengar sanjungan suaminya. Kemudian sepasang suami istri itu makan pangek dengan lahapnya. Mereka baru berhenti makan setelah perut mereka benar-benar sudah penuh. Selesai makan, mereka kembali menyembunyikan makanan yang masih tersisa di bawah tempat tidur. Tidak beberapa lama kemudian, si Taduang terdengar berkokok, pertanda tuannya telah kembali dari laut. Ketika masuk ke dalam gubuk, Indra melihat kedua orangtuanya masih sedang duduk bersantai.

“Bagaimana? Apakah ijuk itu sudah bersih kamu cuci?” tanya ibunya.

“Sudah, Bu,” jawab Indra sambil meletakkan ijuk itu di depan ibunya.

“Hah! Kenapa masih hitam begini? Kamu harus mencucinya hingga berwarna putih,” ujar ibunya.

“Tapi, Bu! Aku sudah berusaha mencucinya berkali-kali, bahkan aku menggosoknya dengan  campuran pasir, tapi masih tetap berwarna hitam,” sanggah Indra.

“Ah, alasan saja! Cuci lagi ijuk itu ke laut!” seru ayahnya.

Dengan langkah sempoyongan, Indra pun kembali ke laut. Sesampainya di laut, ia terus berusaha mencuci dan menggosok ijuk itu hingga berkali-kali, tetapi tetap saja berwarna hitam. Rupanya Indra yang masih anak-anak tidak mengetahui jika ijuk itu memang pada dasarnya berwarna hitam. Meskipun ijuk itu berkali-kali dicuci dan digosok, tentu tidak akan pernah berwarna putih.

Menjelang senja, Indra kembali ke gubuknya. Ketika masuk ke ruang tengah gubuknya, ia tidak lagi melihat kedua orangtuanya duduk-duduk. Dengan pelan-pelan, ia melangkah menuju ke ruang dapur. Betapa terkejutnya ia ketika melihat kedua orangtuanya sedang tertidur pulas di ruang dapur. Di sekeliling mereka berserakan piring makan, bakul nasi, dan panci /pangek pensi/ yang telah kosong. Hanya kuah dengan beberapa cuil daging /pensi/ yang tersisa.

Alangkah sedihnya hati Indra menyaksikan semua itu. Kini ia menyadari bahwa kedua orangtuanya telah menipu dan membohonginya. Namun, sebagai anak yang berbakti, dia tidak ingin marah kepada mereka yang telah melahirkannya. Ia pun berjalan keluar dari gubuknya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Saat berada di luar gubuk, ia langsung menangkap ayam kesayangannya, si Taduang. Kemudian ia duduk di atas batu di samping gubuknya sambil mengusab-usap bulu si Taduang.

“Taduang! Rupanya Ayah dan Ibuku telah menipuku. Untuk apalagi aku tinggal bersama mereka di sini, kalau mereka sudah tidak menyayangiku lagi,” kata Indra kepada ayamnya.

Mendengar pernyataan Indra, ayam itu pun berkokok berkali-kali, pertanda bahwa ia mengerti perasaan tuannya. Si Taduang kemudian mengepak-ngepakkan sayapnya. Indra pun mengerti bahwa ayam kesayangannya itu akan mengajaknya pergi meninggalkan kampung itu. Dengan cepat, Indra
pun segera berpegangan pada kaki si Taduang. Beberapa saat kemudian, si Taduang terbang ke udara, sementara Indra tetap berpegangan pada kakinya. Saat tubuh Indra terangkat, batu tempat Indra duduk itu juga ikut terangkat. Anehnya, semakin tinggi mereka terbang, batu itu semakin membesar. Akhirnya, si Taduang pun sudah tidak kuat lagi membawa terbang si Indra bersama batu besar itu. Melihat hal itu, Indra pun segera menyentakkan kakinya, sehingga batu besar itu melesat menuju ke bumi dan menghantam salah satu bukit yang ada di sekitar lautan. Hantaman batu itu membentuk sebuah lubang memanjang. Dengan cepat, air laut pun mengalir ke arah lubang itu dan menembus bukit, sehingga membentuk aliran sungai. Konon, itulah yang menjadi asal mula Sungai Batang Ombilin, yang bermuara ke daerah Riau. Semakin lama air laut itu semakin menyusut, sehingga lautan itu berubah menjadi Danau Singkarak yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Solok. Sementara Indra yang diterbangkan oleh ayam kesayangannya, si Taduang, hingga kini tidak diketahui keberadaannya.

Sobat Indonesia Travelers,
Demikian cerita Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak dari daerah Sumatra Barat, Indonesia dari sudut pandang cerita dari tetua masyarakat setempat.

*Sumber:
-    Isi cerita diadaptasi dari Ivan Adilla. 2005. Cerita Rakyat dari Solok (Sumatra Barat). Jakarta: Grasindo.

Salam Sobat Indonesia Travelers,

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

About Me

My photo
Dear Sobat Netizens, Aku terlahir di sebuah kampung kecil bernama SUNGAYANG yang berada di Sumatera Barat yg identik dengan Suku Minang, Minang memiliki ikon kerajaan berupa Istana Pagaruyung. Tak Jauh dari istana itulah aku dibesarkan dengan kearifan lokal yang sangat kental. Dan aku Bangga sebagai Orang MINANG. Beberapa perjalanan panjangku dalam mengarungi hidup membuat aku tertarik untuk berbagi di dalam blog ini.