Tuesday 17 March 2015

Keindahan Stalactite & Stalagmite di Ngalau Pangian



Mulut Goa Ngalau Pangian

Masih di Kabupaten Tanah Datar dimana penulis dibesarkan dengan kearifan local yang mengedepankan kereligiusan agama Islam dalam keseharian masyarakatnya. Tersebut sebuah situs karya alam yang sangat menakjubkan dan menjadi daya Tarik bagi para pecinta wisata alam. Adalah NGALAU PANGIAN. Meski penulis asli dari Minang, namun sampai saat ini masih belum begitu yakin apa yang menjadi terminilogi dari kata Ngalau. Whatever…yang penulis pahami ngalau lebih dekat kepada sebentuk gua, itu saja, jika penulis menemukan arti yang lain so pasti penulis akan mengupdate Sobat Indonesia Travelers pada blog ini.

Pangian sendiri adalah salah satu nagari atau desa yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Nagari ini terletak di dekat Batusangkar, ibu kota dari kabupaten Tanah Datar yang berdekatan dengan IstanaPagaruyung yang dibahas sebelumnya. 

Kata Pangian sendiri berasal dari banyak cerita dimasa lalu, 1) Di zaman dahulu nenek moyang orang Pangian bermukim di dalam sebuah gua, mereka menamakan gua tersebut sebagai Gua Pangunian. Dan dari kata Pangunian ini terjadi perubahan menjadi kata Pangian. 2) Epic yang mengisahkan pada suatu ketika, nenek moyang orang Pangian sedang bersedih. Sebab bersedih tersebut tidak pernah dijelaskan, hanya mereka menangis bersama-sama di sana. Maka dengan adanya peristiwa itu, maka mereka memberi naam gua tersebut menjadi Gua Panangian. Dan kemudian berubah menjadi kata Pangian. 3) Diceritakan dahulu seeorang raja (kemungkinan besar raja Pagaruyung) yang berkunjung ke gua ini dan raja itu beristirahat, istirahat dalam Bahasa minang bisa disebut peranginan. Dikemudian hari kata peranginan berubah menjadi Pangian.

Ngalau Pangian berupa lorong-lorong goa yang terbentuk akibat perubahan suhu yang cukup lama pada permukaan batu yang berhawa lembab, sehingga mulut gua bermunculan bebatuan Stalactite & Stalagmite. Dari mulut gua mengalir sebuah anak sungai yang memiliki air yang cukup bersih. Dari mulut goa terdengar kicauan burung-burung walet  yang menimbulkan suatu keasyikan tersendiri bagi para pengunjung yang datang ke lokasi ngalau ini. Bagi beberapa kalangan masyarakat situs ini menjadi pilihan utama untuk melakukan tafakur alam, dimana seseorang dapat dengan khusyuk memikirkan siapa, untuk apa dan akan kemanaa manausia setelah kehidupan di muka bumi ini.

Di Ngalau Pangian juga terdapat  jalur panjat tebing yang tidak terlalu panjang, tetapi cukup untuk menantang adrenalin, tingkat kesulitan jalurnya juga beragam, mulai dari grid 5,7 – 5,10 dengan kemiringan < 180 derajat hingga lebih dari 180 derajat. Bagi para climber yang berminat untuk membuat jalur panjat tebing di Ngalau Pangian, masih terdapat banyak tebing yang belum dimanfaatkan untuk jalur panjat tebing.


Untuk mencapai kawasan objek Gua Ngalau Pangian dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum/pribadi (oplet, Jeep dan sebagainya) melalui rute sebagai berikut: Batusangkar – Lintau Buo – Gua Ngalau Pangian, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam.
Areal parkir kendaraan terse­dia cukup besar. Para tamu yang datang mengendarai kendaraan pribadi atau bus carteran, bisa saja dengan leluasa berputar pada lokasi yang telah dipersiapkan.

Bila para tamu tidak sempat membawa perbekalan, di lokasi parkir ini juga telah ditempatkan sebuah kafe yang menyediakan ber­bagai jenis makanan dan mi­numan ringan, dan ternyata juga dijual dengan harga yang wajar atau bahkan tergolong murah jika di bandingkan dengan kota kota besar di Jawa. Again… Sobat ….juga akan mendapati beberapa jenis makanan yang penulis juga pernah tulis di Indonesia Kuliner.

Bila para pengunjung membawa anggota keluarga termasuk anak-anak yang ingin mandi, di luar arena Ngalau Pangian ini juga telah disediakan sebuah kolam renang untuk anak-anak. Areal pemandian anak-anak tersebut dikelola oleh masyarakat, sehingga untuk pengunjung yang berminat dipungut dana seperti layaknya sebuah lokasi water boom mini. Namun bila ingin mandi pada aliran anak sungai yang mengalir dari mulut goa yang memiliki tantangan ini, juga disediakan lokasi alam yang masih asri, belum tersentuh oleh modifikasi. Pengunjung bisa langsung mandi-mandi pada sebuah lubuk (genangan air) yang keluar dari sela-sela batu besar yang ada pada dasar ngalau, airnya tidak pernah keruh karena selalu mengalir.

Selain untuk mandi-mandi , di mulut goa juga tersedia sebuah lokasi yang cukup strategis digunakan sebagai tempat berke­mah. Selain aman, udaranya juga tidak terlalu dingin pada malam hari karena diapit oleh dua buak bukit batu.

Have a nice adventure…Salam Sobat Indonesia Travelers,
Irwan Hermantria 
Location: Pangian, Lintau Buo, Tanah Datar Regency, West Sumatra, Indonesia

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

About Me

My photo
Dear Sobat Netizens, Aku terlahir di sebuah kampung kecil bernama SUNGAYANG yang berada di Sumatera Barat yg identik dengan Suku Minang, Minang memiliki ikon kerajaan berupa Istana Pagaruyung. Tak Jauh dari istana itulah aku dibesarkan dengan kearifan lokal yang sangat kental. Dan aku Bangga sebagai Orang MINANG. Beberapa perjalanan panjangku dalam mengarungi hidup membuat aku tertarik untuk berbagi di dalam blog ini.